“Supaya Semua Hidup Dalam Damai Sejahtera”

Lukas 10:1-12

Proses Pemanggilan Pendeta II di GKJ Cilacap sedang berlangsung dengan berbagai tanggapan dan harapan. Salah satu yang menjadi perbincangan hangat adalah tentang kesiapan Pendeta I, Pdt. Yosafat AW (Pdt. YAW). Salah satu pertanyaan yang terlontar: “Apakah Pdt. YAW sudah siap dan iklas didampingi oleh Pendeta II nantinya?”. Pertanyaan ini wajar, mengingat jika dalam satu komunitas ada dua “pemimpin” biasanya muncul konflik. Konflik…bukankah ini suatu yang bisa terjadi dimana saja dan dipicu oleh siapa saja, sebab itu perlu kedewasaan dan penguasaan diri semua pihak, pun dalam keluarga besar GKJ Cilacap. Tujuan yang hendak kita capai dalam proses pemanggilan pendeta II adalah supaya semua hidup dalam damai sejahtera, bukan kekacauan dan perpecahan.

Belajar dari Lukas 10:1-12, Tuhan Yesus menunjuk tujuh puluh (70) orang murid dan mengutus mereka berdua-dua ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya. Pengutusan ke banyak kota dan tempat tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa cukup luas dan banyak “tuaian” yang harus “dituai”. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah…supaya Ia mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian itu(ay.2)”, Firman tersebut menyatakan bahwa banyak orang yang perlu mendapat perhatian dan pelayanan keselamatan namun sangat terbatas pelayan yang ada. Sebab itu Tuhan Yesus menambah dan melibatkan murid-muridNya (70 orang) untuk menyatakan Injil Kerajaan Allah yaitu Damai Sejahtera bagi lebih banyak orang di banyak tempat.

Tujuan Tuhan Yesus mengutus tujuh puluh (70) orang murid ke setiap kota dan tempat sangat jelas, yaitu supaya setiap orang mendapat dapat merasakan Kerajaan Allah yakni damai sejahtera. “Damai sejahtera bagi rumah ini” (ay.5) dan “Kerajaan Allah sudah dekat”(ay.9)merupakan berita yang harus dibawa oleh murid-murid Yesus sambil mereka menyatakan kemuliaan Tuhan dengan menyembuhkan penyakit-penyakit yang ada.

Sebuah pertanyaan menarik, mengapa Tuhan Yesus mengutus tujuh puluh (70) murid secara berdua-dua? Berdua-dua mereka diutus untuk menyatakan Kerajaan Allah yakni Damai Sejahtera, karena itu selama mengemban tugas pengutusan secara berdua-dua mereka terlebih dahulu belajar bagaimana bisa hidup damai sejahtera dengan rekan sepelayanannya. Jika mereka berdua mampu hidup damai maka dengan sendirinya mereka sudah memberitakan Kerajaan Allah yakni Damai Sejahtera dari Allah.

Pengutusan murid-murid secara berdua-dua tidak akan mengalami kegagalan jika mereka tetap mengutamakan berita yang harus mereka sampaikan yaitu supaya semua hidup dalam damai sejahtera. Jika selama dalam pelayanan pengutusan mereka memikirkan kepentingan pribadi tentulah bukan damai sejahtera yang mereka bawa tetapi perselisihan. Sangat mungkin dalam melaksanakan tugas pengutusan dan pelayanan mereka mempunyai tata cara atau tehnik yang berbeda, misalnya; jalur mana yang akan ditempuh untuk pergi ke kota yang hendak dituju, bisa berbeda dan bisa jadi timbul konflik antar mereka berdua.

Rencana pemanggilan pendeta II di GKJ Cilacap dilaksanakan berdasarkan kenyataan bahwa “tuaian”, yakni lingkup kebutuhan pelayanan dan jumlah jemaat yang terus berkembang namun dengan “pekerja” yang terbatas. Oleh karena itu jika Tuhan melalui jemaatNya di GKJ Cilacap berkehendak menambah pelayan jemaat, pendeta, sudah semestinya mendapat dukungan dan doa. Pdt. YAW menyadari akan keterbatasannya dalam pelayanan karena itu suatu sukacita jika Tuhan melalui jemaatNya berkenan menambahkan rekan sepelayanan. Kehadiran dan keberadaan dua (2) pendeta jemaat menjadi ujian bagi kita semua untuk tetap berpegang pada tujuan agar semua hidup dalam damai sejahtera.

Satu pertanyaan baru bagi kita, “Apakah kita siap untuk menerima dan memfasilitasi pelayanan dua (2) orang pendeta dengan tetap mengusahakan hidup dalam damai sejahtera?”. Kiranya Tuhan menolong kita. (yaw).